Tuesday, April 24, 2012

Hari Kartini Memang Ada Sejak Lama, Tapi…

Ini taun 2012, dan ternyata masih banyak orang-orang yang jaaaauuuuuuh lebih mengutamakan cowok daripada cewek. Cewek jaman sekarang jauh lebih keren sebenernya. Mereka udah bisa menyaingi cowok di sektor manapun. Tapi terkadang ada beberapa kaum cewek yang emang pengin banget dibedain. Misalnya, banyak cewek yang ngambek seribu satu malam cuma gara-gara gak dibayarin makan sama cowoknya. Apa kita harus begitu sebagai cewek? Pada kenyataanya banyak banget cewek mandiri, punya passion dan keren banget di dunia.

Gak usah jauh-jauh, siapa yang gak kenal Sri Mulyani. Beliau adalah orang yang jenius. Sangat jenius. Amerika mengakui kecerdasannya, Indonesia? Kalian boleh berasumsi aja sendiri.

Sempet santer berita tentang penempatan dia di US. Sebenernya dia memang sengaja dipindahkan ke sana, dan gue nggak mau banyak cerita tentang kenapa dia pindah. Pada dasarnya sih karena gue memang gak tau banyak.

***

Memang gue akui terkadang ada beberapa cewek yang terlihat lemah dan gampang dibodoh-bodohi. Image seperti ini harus DIHAPUS SEGERA DARI HIDUP KALIAN! Kenapa? Jadi orang yang gampang dibodoh-bodohi itu capek, kita harus terdiskriminasi tiap hari dan mirisnya kita kadang gak sadar.

Kaum cewek, kadang-kadang merasa asik aja gitu bergenit-genit ria di hadapan banyak cowok di tempat umum. Padahal, gue sendiri suka geli sendiri ngeliatnya.

Jaman dulu image kaum cewek memang selalu lebih rendah daripada kaum cowok. Tapi who knows, kita punya Kartini dan beliau mengubah semua image itu. KITA BUKAN SLAVERY.

Balik lagi ke masalah perbedaan gender, beberapa bulan lalu gue nonton film British berjudul Made In Degenham. Yang belom pernah nonton, coba nonton deh karena film ini keren banget. Sinopsisnya, ada seorang wanita jaman dulu yang bekerja sebagai buruh pabrik Ford di Inggris. Wanita ini bekerja sangat keras hampir 24 jam nonstop bersama para pekerja wanita lainnya.

Mereka meninggalkan semua keluarga di rumah dan bekerja tanpa henti di pabrik. Lalu si wanita ini menyadari bahwa gaji yang ia terima tidak sepadan dengan kerja keras mereka. Wanita ini gak mungkin mengeluh. Pada masa itu, pendapat wanita sama sekali tidak akan didengar. Tempat kerja mereka juga sangat panas pada musim panas, dan sangat dingin pada musim dingin. Tidak layak sama sekali.

Suatu saat, dia mengajak semua pekerja wanita di pabrik itu untuk berdemo. Mereka ingin tidak ada perbedaan gender antara pekerja laki-laki dan perempuan. Pekerja laki-laki mendapat tempat yang layak dan mendapat gaji yang sangat besar. Melalui usaha kerasnya, wanita ini hampir di penjara. Ironisnya, tidak ada pria yang mendukung usaha penyetaraan gender ini, bahkan negara pun tidak mendukungnya sama sekali. Tapi dia gak mau putus asa, sampai akhirnya dia menjadi pahlawan bagi wanita pada saat itu. Dan dia berhasil.

Dari cerita di atas, kita sebagai kaum wanita harusnya sadar, BANYAK banget orang yang sudah membantu kita saat ini. Kita jadi lebih mudah berekspresi, memberikan banyak masukan-masukan dan inovasi-inovasi kepada dunia tanpa kesulitan.

Image kita jangan diubah lagi, gender kita udah sangat baik sekarang. Jangan terlihat nothing di depan kaum cowok, tapi juga jangan ngebossy, biasa aja, tunjukkan kalo kita punya sesuatu dan bukan cewek yang gampang diremehin.

Oh ya, gue mau cerita, beberapa waktu lalu gue di email sama pembaca. Gue seneng banget karena ini email pertama yang berisi komentar tentang blog gue. Di sana dia nulis gini,

“Gue suka deh baca blog lo, entah kenapa gue suka sama cowok-cowok yang nulis kreatif gini”

Gue gak ngerti lagi, kayaknya memang dia pake PC dengan pentium yang udah gak dijual di pasaran, mungkin foto gue keliatan seperti bapak-bapak di blog ini.

Si pembaca ini pasti menyadari bahwa genre tulisan semi komedi semi serius asal-asalan ini gak mungkin ditulis oleh cewek. Nope mate, I can do this. Terus terang gue makasi banget sama dia karena jadi ada materi buat nulis.

Gue 100% cewek, at least itu yang tertulis di akte gue dan rapor-rapor selama sekolah.

Nama: Echy

Jenis Kelamin: Wanita

Dan sekarang gue rasa, gue masih punya jenis kelamin yang sama kayak dulu. Gue juga sadar kalo gue cewek. Kebetulan gue pernah pergi ke mesjid di waktu solat jumat, dan jemaah lain spontan pada ribut.

Gue juga gak peduli ada ribuan cowok di luar sana yang menulis dengan gaya tulisan yang sama. I’m not trying to be funny, I’m trying to be acceptable. Gue mau tulisan gue bisa menghibur orang, itu aja. Kalo mau, gue bisa nulis dengan genre lain misalnya romantic yang bisa bikin orang nangis-nangis bombay. Bisa aja, tapi gue gak mau. Gue gak mendapat kepuasan dari gue nulis itu.

Gue gak jadi sendiri kalo menulis dengan genre sedih-sedihan. Selain itu hasilnya pasti akan lebih berantakan dari film drama naga-nagaan Indosiar.

Sebagai manusia kita memang harus selalu belajar, kebetulan gue suka nulis, gue masih suka bikin film, dan gue arsitek, banyak banget contoh cewek tangguh di sektor ini. Favorit gue yang belum bisa tergantikan adalah Dee Lestari di dunia menulis, Mira Lesmana di dunia perfilman, dan karena gue belum menemukan yang paling tangguh di Indonesia, gue masih memilih Zaha Hadid di dunia arsitektur. Yep mereka semua perempuan.

Jadi, berusahalah menjadi cewek keren yang bisa membangun dunia SmileGoodluck perempuan Indonesia! Selamat hari Kartini Smile

by Facebook Comment

Friday, April 6, 2012

Jalan-jalan Ke Luar Negeri

Siapa yang tidak mau jalan-jalan ke luar negeri, lalu berbicara lancar bahasa mereka? Semua pasti mau. Kendala yang sering dihadapi adalah bahasa. Terutama bahasa internasional, yaitu bahasa Inggris.
 
Keseriusan saya berbahasa Inggris dimulai ketika pindah ke Amerika. Awalnya, saya tidak bisa berbicara bahasa Inggris dengan lancar. Lalu, saya mulai belajar dan saya yakin pasti bisa.
 
Petualangan dimulai, jalan-jalan ke luar negeri menjadi hobi baru. Dan, saya mulai menyusuri setiap kota di Amerika. Kepercayaan diri berbahasa Inggris pun mulai tumbuh. Hal paling menarik adalah saya tidak takut tersesat di suatu negara dan melihat hal baru, karena saya bisa bertanya ke semua orang di sana.
 
DSC_0083 copy
DSC_0186
Saya dan keluarga berpetualang di New York City, USA
 
Beberapa waktu lalu, saya juga ke Jepang. Saya tersesat karena tidak bisa berbahasa Jepang. Untungnya, saya bertemu dengan remaja Jepang yang mahir berbahasa Inggris. Lalu, dia menuntun saya ke hotel tempat saya bermalam. Jika tidak bisa berbahasa asing, mungkin sekarang saya masih tersesat di Jepang dan tidak kunjung pulang.
 
Dengan adanya lembaga pendidikan bahasa Inggris “The British Institute”, saya tergerak untuk belajar lagi. Ingin rasanya bergabung dengan TBI Depok dan bertukar pengalaman tentang dunia travelling bersama teman baru. Selain itu, saya juga ingin bertukar pengalaman tentang perjalanan seru ke luar negeri bersama komunitas Blogfam. Seandainya saja saya bisa berjalan-jalan ke luar negeri bersama mereka. Seperti kata-kata yang selalu saya ingat, “Let’s Get Lost and Find Something New Around The Globe.”
 
Tulisan ini disertakan pada lomba Blog Entry bertema Inspiring and Empowering through TBI, kerja sama Blogfam dan http://www.tbi.co.id

by Facebook Comment
Powered by Blogger.