Sunday, July 5, 2009

my adventure in Japan

Japan, July 2008

Gue kayak orang bego. Itu yang gue rasain waktu itu. Oke gue ceritain dari awal. Jadi gini, tahun 2008 gue pengen banget ke Indonesia, sebenernya sih bukan gue yang pengen, si Ines adek gue yang lebih menggila tuh pengennya. Nah, setelah berbulan-bulan berargumen dan menghitung-hitung biaya. Well, bokap setuju, walaupun pasti sebel banget. Jadilah kita visit Indonesia dan transit di Narita, Tokyo selama semalam.

Awalnya biasa saja, *eaaaaa

tapi, selama berdiri di kawasan negara ini, gue merasa bedaaaaaaaa!

Hayah, ya enggak sih. Cuma merasakan kembali tempat dimana nyokap membawa gue dulu. Bersusah payah mual-mual. Bekerja dan menenteng gue disana. Gue memang ingin kesini. And I did it.

p.s: "Mom, I love u" "Thanks Dad I was here"

*muka serius*

Balik ke topik, sesampainya di Narita Airport. Gue merasa lebih santai dibandingkan di Dulles Airport Washington DC. Ini nih yang gue kesel sama Amrik dan menghilangkan harapan positif ketika pertama kali pindah. Airport di Amrik sangat hororis, apa coba hororis haha, yaaaaaaaa pokoknya serem kayak tempat pemotongan daging buat visitor asia.

"Mati nih gue, mati pasti gue", itu pikiran gue pas lagi diperiksa sama mas-mas petugas airport bule atau orang item yang badannya gede-gede dan sepertinya siap mengunyah apa saja.

Tapi di Jepang beda, orangnya sipit-sipit… *yaiyalah

Dan gue langsung berasumsi, "Pasti dia gak liat gue, jadi nggak usah takut."

Pada kenyataannya, orang-orang Jepang memang tampak senyam-senyum aja. Bermuka ramah dan terlihat agak gampang dibodoh-bodohi. Ya oke walaupun gue tau mereka pasti lebih pinter dari gue. Tapi untuk kesan pertama, gue suka orang Jepang! Walaupun gue nggak suka Jepang karena nggak bisa ngatain orang, BANYAK SEKALI ORANG INDONESIANYA!!! -________-

Semua berjalan lancar dan sangat lancar. Sampai gue cepat-cepat mau ke hotel karena kebelet.

Hukum jika ingin ke Indonesia dari Amrik atau sebaliknya adalah transit, setelah itu kita harus menginap semalam di negara transit tersebut. Lalu, istirahat sesaat di hotel, and it will be nice.

Sampailah di hotel..

Hal yang gue dapet di hotel Jepang pertama kali adalah bantalnya keras. Sangat keras menghias angkasa. Gue total nggak bisa istirahat. Lalu, gue stuck selama beberapa jam di wc. Gue nggak tau cara menggunakan wcnya. Ampun! Terlalu banyak tombol, nggak ngerti yang mana buat nyiram, buat cebok pipis, buat cebok boker *sumpah ini dibedain*, buat bersihin pinggirnya, dan gue rasa buat cukur jenggot juga ada.

Ini wc, dan terlihat normal



Sehabis itu gue nggak tau harus ngapain dengan tombol-tombol ini



Gue nggak sempet ke Tokyo karena hanya semalam disana, dan terlalu banyak ngabisin waktu juga karena berargumen sama supir bus depan hotel.

Supir bus Jepang: *tampang oke*

Ines: *mikir, pasti ini abangnya ngerti kalo ditanya*
"Is this the bus to go here?” *Ines menunjuk suatu peta*

Supir bus jepang: “Hooooooooooo”

Ines: *muka senang* “Do you know this place?”

Supir bus: “Hoooooooooo noooooooooo”

Ines: “Mbak, ternyata dia bego mbak” *ngomong ke gue*

Gue: “Udah lanjut aja kali dia tau.”

Ines: *tetap bersikeras bertanya ke tempat yang kita tuju, tapi dia nggak dapet informasi apa-apa, yang dia denger hanya hoooooo sama haik*

Gue sekeluarga bingung, ngabisin waktu berjam-jam di depan hotel buat nunggu bus tapi nggak tau mau kemana. Entah idenya siapa, akhirnya kita niat naik bus ngasal aja daripada nggak kemana-mana.

Tapi,

semua jalanan gelap, yang keliatan cuma vending machine yang ada di semua pinggir jalan. How nice! Di Amrik kalo lagi jalan-jalan dan haus, kudu minum water fountain yang rasa airnya tuh bener-bener aneh karena biasanya terletak di pinggir wc umum. Vending machine di Amrik cuma tersedia di sekolah, jadi logikanya cuma anak sekolahan doang yang bisa minum pepsi. Sama orang yang kerja di mol. Kasian.



Contoh dari sekian banyak vending machine di Jepang


Setelah menyusuri jalanan kota Narita yang gelap, gue juga liat rumah-rumah yang kayak di film Doraemon. Bener-bener dempet dengan pintu bergeser dan sepi dipukul 09.00 malam itu. Gue heran, pada kemana orang-orang Jepang jam segini. Di Maryland, jam 1 aja orang masih berantem sama anjingnya atau sibuk sama bunyi mobil polisi dan pemadam kebakaran. Bener sih ada yang bilang, kalo orang Jepang itu, menghabiskan waktu kerja hanya untuk bekerja. Lalu, menghabiskan waktu istirahat hanya untuk istirahat. Benar-benar efisien sekali gaya hidup seperti ini.

Mungkin dunia malam di Tokyo yang hampir 24 jam beroperasi akan memiliki cerita yang lain.

**

Alhamdulillah, sehabis melihat jalanan gelap. Kita berhenti disebuah mall yang cukup besar. Di sana juga kita agak buru-buru, gara-gara satpamnya udah melototin.

Mungkin pikirnya,

"Ini orang 5 biji ngapain sih? Jam segini ke mall, woy udah mau tutup nih woy"

Kita berlima sih senyum-senyum aja walaupun satpamnya bengong.

Pas udah masuk, kita bingung, semua toko udah hampir tutup. Akhirnya kita cuma foto-foto aja dan nggak bisa beli apa-apa juga. Karena di Jepang, semua barang, SANGAT AMATLAH MAHAL TIADA DUANYA!



Semua toko udah tutup T_T



Foto aja sudah senang kok nggak perlu beli *alibi

***

Catatan penting yang harus dibawa pas ke Jepang: "Belajarlah bahasa jepang". Yap betul, tanpa bahasa Jepang kita nggak bisa apa-apa disini. Semua orang Jepang hampir tidak bisa berbahasa Inggris.

Tapi,

Gue membuktikan bahwa hal itu salah!

Gue nggak bisa bahasa Jepang, tapi gue bisa makan tanpa ada misunderstanding. Semua hal di Jepang dideskripsikan dengan gambar. Ini yang mudah dan membuat semua orang dari negara lain bisa survive.

Abang-abang warung makan jepang: “Haik”
Kita: “Haik”
Abang-abang warung makan Jepang: “Haik”
Kita: “Haik”

Begitu aja seterusnya,
dan dari percakapan kayak gini aja kita udah bisa kenyang.



Bapak botak koki dibelakang benar-benar hebat :)

Sampai pada akhirnya, it's time to go home, kita harus istirahat karena perjalanan besok pagi masih panjang untuk sampai ke Jakarta. Karena sudah terlalu larut, kita nggak bisa naik bus untuk balik ke hotel. Jadi terpaksa harus naik taksi atau goodbye Jakarta hanya tinggal kenangan. Selama berjuang nanya-nanya orang Jepang dengan bahasa isyarat. Kita..

nunggu taksi..

dan...

lama..

iya lama................

lama banget.........................

LAMA BANGET BUSET !?!



Ines sampai sempat berusaha belajar bahasa Jepang karena kelamaan nunggu taksi, dan gagal


**

Kurang lebih dua jam, kita baru dapet taksi, dan kita gak punya alamat hotel. Iya. KITA NGGAK PUNYA ALAMAT HOTEL! Saking keribetannya sama abang bus yang tadi, kita nggak sempet minta kartu nama hotelnya. -__________-

Untung bokap gue masi inget namanya.

Bokap menjelaskan kira-kira dimana letak hotel tersebut kepada supir taksi

dengan….

Bahasa Indonesia. Hebat. Pokoknya hebat.

Percakapan selanjutnya dilanjutkan dengan bokap yang ngomong bahasa Indonesia, dan supir taksi yang ngomong bahasa Jepang. Yang gue heran… mereka nyambung.

Taksi dan tukang taksi yang hebat, gak akan pernah gue lupa sepanjang hidup :)


Gue sempet ditanya juga, umur berapa, dan dia pikir gue masi sekolah. Supir taksi ini kaget banget karena nggak nyangka gue udah kuliah. Dia sampe mau liat ID gue segala. Nggak lama ketika sudah sampai tujuan dengan benar *sangat hebat supir taksi ini",

Dia manggil gue.

Gue bengong.

Dia juga bengong.

Kayaknya dia lupa mau ngapain. Terus dia kasi gue uang yang seharusnya adalah uang bayar taksinya. KITA NAIK TAKSI DENGAN SEPEREMPAT HARGA! iya. Gue dikasi duit, dan gue nggak tau kenapa. Dia senyum, dan bilang "simpan atau beli sesuatu"

Gue langsung ke minimarket dekat hotel,

gue belikan saputangan. Walaupun hanya saputangan, tapi gue tetep akan ingat.


Gue dan keluarga bersama saputangan disebelah minimarket



Back to the hotel,

Kita istirahat, mungkin masih banyak petualangan jika gue masih disini, tapi akan ada lagi petualangan baru ketika di Indonesia. Makasi Jepang, makasi koki, makasi supir taksi :) hope that we can get there again, soon..
:)

I love Japan.

by Facebook Comment

5 comments:

Anonymous said...

haha dasar ka echy
lucu banget sih ya hahahaha :P

2244Studio said...

Aku iri sekali dengan kau chy... udah ke jepang...

tapi gak ngiri2 banget juga sih... soalnya cuman bisa liat Toko2 yang tutup, naek taksi ama WC yang super ribet...

tapi saya tetep ngiri ><

tya's journey said...

w ngebayangin tampang lw pas di wc ci...
pasti aneh. Hahaha ^^

echy said...

sorry ini baru dibalesin, asli blog ini udah gapernah gw tulisin lagi wahahaha... btw makasi udah dibaca dan semoga terhibur. lain kali kalo ke jepang bawa kamus sama pispot

endi's blog said...

izin menyimak

Post a Comment

Powered by Blogger.