Saturday, May 5, 2012

Hello Goodbye

Setiap ada kata Hello selalu ada kata Goodbye…

Itu memang rules dalam hidup. Jadi mau gak mau harus dijalani.

“Emang lo mau kemana Chy?”

Gue gak kemana-mana. Yah, cuma agak berat buat gue untuk ninggalin blog ini. Gue udah lebih dari 3 tahun menulis aktif disini. Ugh. Oke oke ini memang agak berlebihan.

Gue cuma mau bilang kalau gue gak akan menulis lagi di blog ini. Kenapa? Karena mulai kemarin sampai seterusnya, mudah-mudahan, gue akan aktif menulis di…

echylive.com

Alamat blog gue yang baru, lebih simple, dan semoga lebih fresh.

Jadi buat temen-temen yang udah follow, baca, nyasar, nge-vote, atau guling-guling di blog ini. Gue pengen ngucapin TERIMA KASIH. Kalo gak ada kalian, blog ini cuma gue doang yang baca. Yah, semacam “forever alone”.

Jadi kalau ada yang udah buka blog gue dan sedikit kecewa karena masih “sepi” dan designnya belum kreatif. Tunggu aja, semoga gue mendapat pencerahan buat mendesign blog gue agar lebih menarik. Haha.

Oh iya, blog gue yang ini masih gue aktifkan. Jadi kalau ada yang kangen sama tulisan-tulisan lama gue, kalian masih bisa baca-baca disini. Smile

Yaudah, kalo gitu, sekali lagi selamat datang di

echylive.com

dan terima kasih untuk yang tetap setia di blog gue dari jaman jepang sampe sekarang *sok terkenal*

by Facebook Comment

Tuesday, April 24, 2012

Hari Kartini Memang Ada Sejak Lama, Tapi…

Ini taun 2012, dan ternyata masih banyak orang-orang yang jaaaauuuuuuh lebih mengutamakan cowok daripada cewek. Cewek jaman sekarang jauh lebih keren sebenernya. Mereka udah bisa menyaingi cowok di sektor manapun. Tapi terkadang ada beberapa kaum cewek yang emang pengin banget dibedain. Misalnya, banyak cewek yang ngambek seribu satu malam cuma gara-gara gak dibayarin makan sama cowoknya. Apa kita harus begitu sebagai cewek? Pada kenyataanya banyak banget cewek mandiri, punya passion dan keren banget di dunia.

Gak usah jauh-jauh, siapa yang gak kenal Sri Mulyani. Beliau adalah orang yang jenius. Sangat jenius. Amerika mengakui kecerdasannya, Indonesia? Kalian boleh berasumsi aja sendiri.

Sempet santer berita tentang penempatan dia di US. Sebenernya dia memang sengaja dipindahkan ke sana, dan gue nggak mau banyak cerita tentang kenapa dia pindah. Pada dasarnya sih karena gue memang gak tau banyak.

***

Memang gue akui terkadang ada beberapa cewek yang terlihat lemah dan gampang dibodoh-bodohi. Image seperti ini harus DIHAPUS SEGERA DARI HIDUP KALIAN! Kenapa? Jadi orang yang gampang dibodoh-bodohi itu capek, kita harus terdiskriminasi tiap hari dan mirisnya kita kadang gak sadar.

Kaum cewek, kadang-kadang merasa asik aja gitu bergenit-genit ria di hadapan banyak cowok di tempat umum. Padahal, gue sendiri suka geli sendiri ngeliatnya.

Jaman dulu image kaum cewek memang selalu lebih rendah daripada kaum cowok. Tapi who knows, kita punya Kartini dan beliau mengubah semua image itu. KITA BUKAN SLAVERY.

Balik lagi ke masalah perbedaan gender, beberapa bulan lalu gue nonton film British berjudul Made In Degenham. Yang belom pernah nonton, coba nonton deh karena film ini keren banget. Sinopsisnya, ada seorang wanita jaman dulu yang bekerja sebagai buruh pabrik Ford di Inggris. Wanita ini bekerja sangat keras hampir 24 jam nonstop bersama para pekerja wanita lainnya.

Mereka meninggalkan semua keluarga di rumah dan bekerja tanpa henti di pabrik. Lalu si wanita ini menyadari bahwa gaji yang ia terima tidak sepadan dengan kerja keras mereka. Wanita ini gak mungkin mengeluh. Pada masa itu, pendapat wanita sama sekali tidak akan didengar. Tempat kerja mereka juga sangat panas pada musim panas, dan sangat dingin pada musim dingin. Tidak layak sama sekali.

Suatu saat, dia mengajak semua pekerja wanita di pabrik itu untuk berdemo. Mereka ingin tidak ada perbedaan gender antara pekerja laki-laki dan perempuan. Pekerja laki-laki mendapat tempat yang layak dan mendapat gaji yang sangat besar. Melalui usaha kerasnya, wanita ini hampir di penjara. Ironisnya, tidak ada pria yang mendukung usaha penyetaraan gender ini, bahkan negara pun tidak mendukungnya sama sekali. Tapi dia gak mau putus asa, sampai akhirnya dia menjadi pahlawan bagi wanita pada saat itu. Dan dia berhasil.

Dari cerita di atas, kita sebagai kaum wanita harusnya sadar, BANYAK banget orang yang sudah membantu kita saat ini. Kita jadi lebih mudah berekspresi, memberikan banyak masukan-masukan dan inovasi-inovasi kepada dunia tanpa kesulitan.

Image kita jangan diubah lagi, gender kita udah sangat baik sekarang. Jangan terlihat nothing di depan kaum cowok, tapi juga jangan ngebossy, biasa aja, tunjukkan kalo kita punya sesuatu dan bukan cewek yang gampang diremehin.

Oh ya, gue mau cerita, beberapa waktu lalu gue di email sama pembaca. Gue seneng banget karena ini email pertama yang berisi komentar tentang blog gue. Di sana dia nulis gini,

“Gue suka deh baca blog lo, entah kenapa gue suka sama cowok-cowok yang nulis kreatif gini”

Gue gak ngerti lagi, kayaknya memang dia pake PC dengan pentium yang udah gak dijual di pasaran, mungkin foto gue keliatan seperti bapak-bapak di blog ini.

Si pembaca ini pasti menyadari bahwa genre tulisan semi komedi semi serius asal-asalan ini gak mungkin ditulis oleh cewek. Nope mate, I can do this. Terus terang gue makasi banget sama dia karena jadi ada materi buat nulis.

Gue 100% cewek, at least itu yang tertulis di akte gue dan rapor-rapor selama sekolah.

Nama: Echy

Jenis Kelamin: Wanita

Dan sekarang gue rasa, gue masih punya jenis kelamin yang sama kayak dulu. Gue juga sadar kalo gue cewek. Kebetulan gue pernah pergi ke mesjid di waktu solat jumat, dan jemaah lain spontan pada ribut.

Gue juga gak peduli ada ribuan cowok di luar sana yang menulis dengan gaya tulisan yang sama. I’m not trying to be funny, I’m trying to be acceptable. Gue mau tulisan gue bisa menghibur orang, itu aja. Kalo mau, gue bisa nulis dengan genre lain misalnya romantic yang bisa bikin orang nangis-nangis bombay. Bisa aja, tapi gue gak mau. Gue gak mendapat kepuasan dari gue nulis itu.

Gue gak jadi sendiri kalo menulis dengan genre sedih-sedihan. Selain itu hasilnya pasti akan lebih berantakan dari film drama naga-nagaan Indosiar.

Sebagai manusia kita memang harus selalu belajar, kebetulan gue suka nulis, gue masih suka bikin film, dan gue arsitek, banyak banget contoh cewek tangguh di sektor ini. Favorit gue yang belum bisa tergantikan adalah Dee Lestari di dunia menulis, Mira Lesmana di dunia perfilman, dan karena gue belum menemukan yang paling tangguh di Indonesia, gue masih memilih Zaha Hadid di dunia arsitektur. Yep mereka semua perempuan.

Jadi, berusahalah menjadi cewek keren yang bisa membangun dunia SmileGoodluck perempuan Indonesia! Selamat hari Kartini Smile

by Facebook Comment

Friday, April 6, 2012

Jalan-jalan Ke Luar Negeri

Siapa yang tidak mau jalan-jalan ke luar negeri, lalu berbicara lancar bahasa mereka? Semua pasti mau. Kendala yang sering dihadapi adalah bahasa. Terutama bahasa internasional, yaitu bahasa Inggris.
 
Keseriusan saya berbahasa Inggris dimulai ketika pindah ke Amerika. Awalnya, saya tidak bisa berbicara bahasa Inggris dengan lancar. Lalu, saya mulai belajar dan saya yakin pasti bisa.
 
Petualangan dimulai, jalan-jalan ke luar negeri menjadi hobi baru. Dan, saya mulai menyusuri setiap kota di Amerika. Kepercayaan diri berbahasa Inggris pun mulai tumbuh. Hal paling menarik adalah saya tidak takut tersesat di suatu negara dan melihat hal baru, karena saya bisa bertanya ke semua orang di sana.
 
DSC_0083 copy
DSC_0186
Saya dan keluarga berpetualang di New York City, USA
 
Beberapa waktu lalu, saya juga ke Jepang. Saya tersesat karena tidak bisa berbahasa Jepang. Untungnya, saya bertemu dengan remaja Jepang yang mahir berbahasa Inggris. Lalu, dia menuntun saya ke hotel tempat saya bermalam. Jika tidak bisa berbahasa asing, mungkin sekarang saya masih tersesat di Jepang dan tidak kunjung pulang.
 
Dengan adanya lembaga pendidikan bahasa Inggris “The British Institute”, saya tergerak untuk belajar lagi. Ingin rasanya bergabung dengan TBI Depok dan bertukar pengalaman tentang dunia travelling bersama teman baru. Selain itu, saya juga ingin bertukar pengalaman tentang perjalanan seru ke luar negeri bersama komunitas Blogfam. Seandainya saja saya bisa berjalan-jalan ke luar negeri bersama mereka. Seperti kata-kata yang selalu saya ingat, “Let’s Get Lost and Find Something New Around The Globe.”
 
Tulisan ini disertakan pada lomba Blog Entry bertema Inspiring and Empowering through TBI, kerja sama Blogfam dan http://www.tbi.co.id

by Facebook Comment

Saturday, March 31, 2012

How I Met “My Life”

Maap jarang update. Gue lagi keranjingan nonton How I Met Your Mother. Sebuah serial komedi yang membuat gue jarang nulis, jarang bikin tugas kuliah, dan jarang nonton film.

Gue memang suka mencari-cari film serial. Tapi terus terang baru kali ini gue suka sama film serial yang membahas kehidupan sehari-hari. Biasanya gue lebih suka science fiction, atau lebih ke cerita yang gak wajar.

Dulu waktu masih SMA, gue tergila-gila sama serial Heroes. Tentang Hiro Nakamura, orang Jepang cupu yang bisa teleport ke mana-mana, tentang Sylar yang bisa mengambil kekuatan orang lain dengan memotong setengah kepalanya. Pokoknya tentang segala hal yang gak biasa. Cuma sayangnya, ceritanya semakin lama semakin aneh. Tahun 2009, gue berhenti mengikuti Heroes. Dan semenjak itu, gue berhenti teriak “I Did It” atau “Yatta” di Manhattan, NYC. Oke, gue juga berhenti teriak-teriak sambil angkat kedua tangan keatas, karena malu diliatin orang.

Pesan Moral: “Gak semua orang di New York itu nonton Heroes”, dan “Janganlah bertindak bodoh di negara orang”.

Nah, sekitar beberapa bulan yang lalu, gue kecanduan website 9gag. Website lucu-lucuan. Disana sering dibahas How I Met Your Mother dan serial-serial keren lainnya. Gue jadi penasaran. Film ini keluar tahun 2006 dan gue belum nonton satu episode pun. Download pun udah susah.

how_i_met_your_mother-show

“Kalian telah meracuniku!!!! Aaaaaaa!!!!!”

(pic by google.com)

Temen SD gue, Anis, kebetulan suka nonton How I Met Your Mother. Akhirnya gue minjem semuaaaaaaaa season yang udah dia download. Lumayan, gue jadi gak harus download. Semenjak itu, gue jadi menontonnya setiap waktu. Kalau gue bilang setiap waktu, itu artinya bener-bener: “SETIAP WAKTUUUU”!

Sebelum dan sehabis kuliah gue nonton, sebelum dan sehabis tidur gue nonton, sebelum dan sehabis mandi gue nonton, sebelum dan sehabis makan gue nonton, pas makan juga gue nonton. Mungkin waktu tidur, gue juga tidur sambil jalan, nyalain laptop, terus nonton. Begitu aja seterusnya. Sampai semaput.

Jadi, kenapa gue suka sama serial ini. Gue akan jelaskan. Bagi yang belum nonton, gue gak akan jadi spoiler. Oke oke, gue akan jadi spoiler sedikit.

Di How I Met Your Mother ada 5 pemeran utama. Lily Aldrin yang dimainin sama Alyson Hannigan, dia adalah seorang guru teka. Suaminya Lily, Marshall Eriksen yang dimainin sama Jason Segel, dia adalah seorang environmental lawyer. Lalu ada Robin Scherbatsky yang dimainin sama Cobie Smulders, dia adalah seorang jurnalis. Ada Barney Stinson yang dimainin sama Neil Patrick Harris, seorang bankir yang sukses. Last but not Least, Ted Mosby yang dimainin sama Josh Radnor, seorang Arsitek. Ya gue tekankan sekali lagi. SEORANG ARSITEK.

Dan, kalian semua pasti bisa nebak kenapa gue suka film serial ini. Iya karena pemeran utamanya arsitek. Ted Mosby, seorang ayah di tahun 2030 menceritakan kronologis kejadian bertemu istrinya kepada 2 anaknya. Tapi, dia malah menceritakan seluruh hidupnya. Menurut gue, judulnya harus ganti dari “How I Met Your Mother” jadi “How I Met My Life”.

***

Yep, How I Met My Life. Cerita Ted Mosby sama persis dengan cerita gue. Dia bolak-balik cari pacar, putus nyambung cuma gara-gara gak cocok. Terlalu pemilih adalah masalah gue juga. He’s a thinker, I’m also a thinker. He’s an architect. I’m doing the same thing.

Karena Ted Mosby tinggal di Amerika, dia diharuskan men-design menggunakan tangan. Dia punya alat-alat yang gue juga punya. Dia mengingatkan gue akan kehidupan college di Amrik dulu, yang jarang menggunakan komputer. Ini dia satu adegan Ted Mosby yang lagi ngerjain gambarnya.

Untitled

(pic by google.com)

1. Vellum

Vellum adalah kertas kalkir. Di US, sebelum menggambar di kalkir, kita harus menggambar di tracing paper atau kertas roti. Tracing Paper berguna untuk mendesign asal-asalan sebelum fix, setelah semuanya oke, kita tinggal menjiplaknya di Vellum. Kampus-kampus di Indonesia lebih memilih kertas putih HVS atau karton buku gambar. Kerugiannya, kita jadi sering menghapus. Dosen gue di Indonesia pernah bilang, “Kamu harus mendesain pake kertas roti, baru digambar lagi di kertas karton putih”. Dude, time is money. Ngapain kerja dua kali? Dengan vellum, kita tinggal menjiplak. Easy.

IMG01598-20120331-2330

Gue gak tau kapan bisa pake kertas ini lagi. Kondisinya miris, gue temukan di pojok lemari dengan kondisi berdebu

2. Penggaris Bentuk

Penggaris ini berisi bentuk pintu, jendela, wastafel, dll yang udah berskala. Indonesia juga udah pake ini. Tapi gue gak bisa pake penggaris yang dibeli di US dulu. Karena US pake inches bukan cm. DAMN

IMG01597-20120331-2306

Penggaris dengan skala inches, pergilah kau ke negara asalmu. Disini kamu hanya jadi pajangan.

3. Penggaris skala

Penggaris penting, karena menghitung skala menggunakan inches itu gak mudah. Indonesia beruntung memakai cm. Skalanya tinggal dikali sesuai kebutuhan. I don’t use my old scale ruler anymore huhu. *Buang ke luar jendela*

IMG01595-20120331-2305

Penggaris skala inches, pergilah kembali ke laci meja belajar

4. Penggaris segitiga

Mungkin di Indonesia terkenal dengan nama mor. Tapi sebenernya kegunaannya mirip. Keuntungannnya, penggaris ini bisa digerakkan sesuai keinginan kalau mau mengukur kemiringan atap misalnya.

IMG01596-20120331-2306

Oke kamu masih bisa kugunakkan. Kemarilah nak

5. Sapu kecil

Gue pernah bawa ini ke kampus di Jakarta dan diketawain. Oke alat ini memang terlihat konyol. Bentuknya seperti sapu kecil. Gunanya? Untuk menyapu bekas penghapus di atas kertas gambar. Being clean is important to be an architect. Dan arsitek muda Indonesia gak terbiasa menggunakan ini lagi.

Sapu kecil oh sapu kecil, maafkan teman-temanku karena dulu telah menertawakanmu. Tenang aku masih menggunakanmu di rumah. Tapi plis jangan bilang siapa-siapa.

“Jadi sepanjang film lo cuma liatin alat-alat itu Chy?

Iya huaaaaaaaa! Oke nggak juga, film ini bener-bener menciptakan sensasi tersendiri buat gue. Mau liat jalan hidup gue di film-in? Untuk sementara ini liat aja How I Met Your Mother.

Menjadi arsitek itu luar biasa, kita mempunyai jalan pikiran yang beda. Bisa mengubah gambar 1 dimensi menjadi 3 dimensi cuma dengan membayangkannya. Bisa melihat apa yang orang gak bisa liat (ternyata arsitek sama dukun beda-beda tipis).

Tapi, ada satu hal yang orang lain punya, kita gak punya. Waktu untuk pribadi. 24 jam setiap hari yang ada dipikiran kita cuma “mau bikin bangunan kayak gimana ya”. Atau, setiap kita masuk ke dalam bangunan, dimanapun, kapanpun, kita pasti menganalisisnya. Secara tidak sadar semua arsitek melakukannya.

Gue pribadi kehilangan waktu untuk lebih mengenal orang lain. Kalaupun pacaran, yah hanya sekedar wacana belaka. Mungkin ketika melihat wajah pacar kita, kita melihatnya sebagai bangunan. Menganalisis bentuknya. Mungkin pacar kita idungnya miring, atau kupingnya mencong. Akhirnya, itu jadi masalah.

Hal ini yang harus gue ubah. Biar gimanapun, kita terkadang harus memahami kekurangan orang lain.

“Architecture is always about making some perfection. But in human life, being 100 percent perfect is not always good.” –Echy, April 2012-

.

.

.

.

.

.

.

.

.

APRIL MOP! HAHAHA!

No man I was serious, damn you guys!

by Facebook Comment

Thursday, March 29, 2012

“Plis Demo Masak Aja Plis”

Indonesia kembali bersitegang..

Ini.. Bukan.. Yang kita harapkan..

Isu dimana-mana..

BM dimana-mana juga..

Provokasi, semuanya memanas..

Oh kekerasan, janganlah datang lagi..

Gue berusaha membuat puisi tentang demo kenaikan BBM di atas. Dan, jangan protes kalo jelek. Kalian ini memang ya, dikit-dikit protes, dikit-dikit protes.

Seperti yang gue selalu bilang..

“DAMN DAMN DAMNNNNNNN!!!!!!!”

Kenapa harus ada kekerasan? Gue udah 2 hari, hampir 3 hari gak kuliah gara-gara demo. Selain memang lagi males. Oke, mutlak ini semua gara-gara demo. KENAPA HARUS ADA DEMO?

Kenapa gak demo masak aja sekalian?

Pertama, rakyat miskin lain bisa makan gratis.

Kedua, memang masih terjadi bakar-bakaran, tapi cuma bakar kompor, buat masak.

Ketiga, pulang kuliah atau pulang kerja tuh capek tau, udah macet, laper lagi. Kan kalo ada makan gratis enak.

HIDUP DEMO MASAK!!!!!!

Udah sana semua bubar… bubar. Besok-besok bikin demo masak aja.

Kalo masih demo juga, besok gue pindah aja ke Mars, I hate Earth, siapa yang mau ikut? Besok kita ketemu di terminal Depok (?)

by Facebook Comment

Thursday, March 22, 2012

Road To Thailand #1 (Kantor Imigrasi)

“Hari ini gue mau ke Thailand, tapi karena gak punya duit, jadi gue mau teleport aja. Dan sukses! Gue sekarang udah di Tembok Cina!”

Sayangnya kalimat di atas gak gue katakan pagi ini.

Dan perlu diketahui, di Thailand gak ada Tembok Cina.

Yes, gue mau ke Thailand dalam rangka memenuhi satu mata kuliah. Iya di jurusan gue ada mata kuliah jalan-jalan dong. Mata kuliah yang cukup asik. Tapi berangkatnya bukan sekarang. Masih nanti. Dan, saat ini gue masih di dalam tahap persiapan. Persiapannya udah sejauh mana? Jawabannya: BELOM SAMPE MANA MANA.

Jadi, kemaren gue ditanya dosen yang kebetulan mengurus segala tetek bengek trip ini,

“Mana fotokopian passport sama KTP kamu?” Dosen sudah menagih-nagih di depan muka.

“Gak ada, Bu,” gue menjawab pelan.

“Kamu gak punya KTP!” Katanya.

“Punyalah, Bu,” lagian warga negara mana yang gak punya KTP, penghuni planet Mars pun gue rasa punya, “bukan Bu. Saya gak punya passport.”

Ikut mata kuliah ke luar negeri dan gak punya passport: adalah suatu kesalahan besar. Gue terpaksa ngibrit ke Bokap Nyokap minta dibikinin passport. Hal ini dikarenakan, gue adalah anak yang cukup cemen dan gak bisa ngurus passport sendiri.

Sebetulnya gue punya passport, tapi belum diperpanjang. Dan keluarga gue hampir lupa kalau di luar sana ada negara lain dan sewaktu-waktu kita bisa ke sana.

***

Hari ini, gue telat bangun. Akhirnya, gue terpaksa mandi bebek dan gak pake sabun. Gue juga baru inget kalo harus ngurus passport di Kantor Imigrasi Kemayoran.

Pagi-pagi gue melakukan aktifitas perkuliahan seperti biasa. Pukul 12 siang gue langsung meluncur ke kantor Imigrasi bersama seluruh keluarga.

Karena baru aja pulang kuliah. Hal pertama yang gue lihat adalah bangunan kantor Imigrasi Kemayoran.

Ini adalah tampak depan kantor imigrasi Kemayoran. Awalnya biasa saja. Tapi ketika gue sadar kalau pintu masuknya di atas, gue langsung lemes. Walaupun gue cemen, gue arsitek. Walaupun gue males kuliah, gue tetep arsitek. Walaupun gue suka tidur di kelas, gue ARSITEK!

Melihat tingginya tangga yang dibuat untuk menuju pintu masuk, gue kesel setengah mati. Apa yang dipikirkan arsiteknya ketika membuat bangunan ini?

Tangganya bener-bener tinggi. Mengingat Ines, adik gue, baru aja kegeser dengkulnya gara-gara jatoh, tentunya naik tangga setinggi itu bukan perkara mudah.

Gue juga gak liat ada lift di depan. Terus penyandang cacat gak boleh bikin passport gitu? Kalaupun ada lift di belakang, akses masuk yang susah gini udah gak wajar. Ini public building loh, gedung yang dipakai untuk umum sebagai sarana masyarakat. Pemerintah? COME ON!

***

Setelah masuk, gue harus menunggu 3 jam. Gue juga belum makan siang. Kebayang, perut gue udah konser heavy metal pada saat itu. Cacing-cacing di perut gue sudah mulai bermetamorfosis menjadi TomCat.

Selagi menunggu, gue bertemu 3 orang aneh, pertama seorang bapak-bapak tua yang ngomongnya kenceng banget. Bapak-bapak ini duduk tepat di belakang gue dan bilang,

“SAYA HARUS PERGI KE SANA… MALPRAKTEK ITU.. DIBILANGNYA BENJOLAN BIASA TAUNYA TUMOR.. MATI DIA, ADIK SAYA ITU MATI!” Dia berteriak.

Spontan semua orang nengok. Dia tetap melanjutkan sambil mengepalkan tangan ke udara seperti pejuang jaman Jepang.

“MATIIIIIIIIIIII DIA MATI GITU AJA. MATILAH DIA!”

Pesan moral, gue tau adiknya itu orang, bukan kucing. Tapi, kalau orang dan dibilang mati gitu, adiknya pasti sedih banget. Dan yang paling menyedihkan lagi, sepertinya dia pamer ke semua orang kalau adiknya sudah mati eh meninggal.

***

Kebetulan, setelah bapak-bapak tua tadi pergi, datanglah seorang lelaki muda yang duduk di sebelah gue. Gue sekeluarga duduk di kursi paralel. Kursi yang nyambung-nyambung gitu. Ketika dia dateng, gue yang lagi ngobrol jadi bete berat.

“Ma ini kkorkokrkok…. lammmma brrrangeeet sriii iiiii” (*Ma, ini kok lama banget sih)

“TOK TOK TOK TOK GREK GREK GREK”

“Iyyyyyaaa gegegegak trattau kkekkenappppa” (*Iya gak tau kenapa)

“TOK TO GREK GREEEEEEEK TOK TOK TOOOOOOOOOOK TOK TTROTOKTROTOK TOK TOK TOK,” lelaki muda tadi terus mengetuk-ngetuk kursi dan menggoyangkannya, gue berasa kayak naik bajaj di dalem kantor Imigrasi.

Gue hampir berdiri dan bilang, “Woy bisa diem gak sih”. Tapi karena gue cemen, jadi ya gak jadi. –_-

Masih menunggu menunggu menunggu dan menunggu sambil kesal. Kebetulan gue hampir gak denger waktu dipanggil. Karena,

“PRHEMEMMESSSHIIIIHIIISISJBbfffbbfbfbfbfbbfffffbbfbfbfffbfbbfff,” speaker berbicara kenceng doang tapi gak jelas.

Gue langsung tanya Nyokap, “Dia manggil siapa, Ma? hahahahhaa.”

“Gak tau tuh hahhahah,” kata Nyokap.

“Manggil nama gak jelas gitu siapa yang tau ya hahahhahaha,” kata gue.

“BFFBBFBFBBFBBFFFFFFFFFFFFFFFFSHHHHSHHHHSAZZZZAZ,” suaranya semakin kenceng tapi tetep gak jelas, sampai petugas lain mengambil alih mic.

“PRAMEISY!” damn ternyata dia daritadi manggil gue.

Setelah dipanggil, gue masuk dan berfoto-foto ria. Gue sempet minta fotonya diulang berkali-kali. Tapi hasilnya sama aja. Ternyata yang salah bukan kameranya, tapi emang muka gue yang berantakan.

Gue juga harus mengulang cap jari berkali-kali. Bukan karena sidik jari gue gak terdeteksi dan dianggep mutant. Bukan! Ini karena tangan gue selalu basah. Kemanapun, kondisi apapun, lagi ngapainpun, tangan gue selalu basah.

Dan yang paling ngeselin, petugasnya nanya, “Lahir tahun berapa?”

Gue langsung jawab, “1989.”

“Oke, kerja dimana?”

“Masih kuliah”

“Hueueueuueehehehehehe, kuliah dimana?” Petugasnya langsung ketawa ngeselin gitu.

“-___- Trisakti –__-,“ gue udah males-malesan jawab.

“Ambil jurusan apa?” Semakin lama gue ngerasa, pertanyaan di kantor imigrasi sama pertanyaan buat pedekate itu beda-beda tipis.

“Arsitektur”

Langsung diem.

Lo cuma jadi petugas yang ngurusin cap jempol, gue bisa bikin tempat kerja lo. Makanya jangan belagu.

*gue ambil juga nih mesin cap jempolnya* *dibawa pulang* *lumayan*

Sebenernya, sebelum gue diremehkan gara-gara lulus telat, gue sempet mikir kalo kerja begini pasti capek. Ngurusin banyak orang setiap hari. Membantu mempermudah orang untuk ke luar negeri. Entah untuk vacation atau bekerja.

Tapi kenapa? Kekaguman gue itu dihancurkan sepersekian detik dengan tingkah laku orang-orang ini. Kenapa? Setiap pekerjaan ada manfaatnya. Gue lulus telat juga ada alasan logisnya. Kenapa harus diremehkan? Bisa aja di masa depan gue yang bangun kantor Imigrasi itu. Who Knows?

***

Setelah selesai cap jari dan sebagainya, gue di wawancarai sekali lagi.

“Umurnya berapa?”

“22” gue menjawab singkat.

“Kerja di mana Bu?”

DAMN!

by Facebook Comment

Friday, March 2, 2012

Ujian Nasional oh Ujian Nasional

imgres
Photo by Google
Pernah dengar yang namanya UN? Pasti pernah. Memang istilahnya terus berubah-ubah. Dari UAN (Ujian Akhir Nasional) ke UN (Ujian Nasional). Gak tau sebelum UAN apa namanya. Mungkin Ebtanas (Ebta Nasional. Ebtanya juga gak tau apa kepanjangannya). Pokoknya selama ada kata Nasionalnya di belakang, pasti serem.


Sesuatu hal yang penting.
Membuat bulu kuduk merinding.
Membuat mata buram.
Bibir pecah-pecah.
Dan susah buang air besar.


Ujian Nasional adalah ujian penentuan kelulusan sekolah, baik SD, SMP maupun SMA / Sederajat. Nah bagi anak SMA, penderitaan tidak cukup hanya sampai disitu. Mereka masih punya kewajiban satu lagi, yaitu SNMPTN.
Jangan bilang ada yang gak tau SNMPTN itu apa. Kasian sekali. SNMPTN (
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) adalah ujian masuk Universitas Negeri.

“Ah waktu jaman gue gak ada Chy!” Kata anak angkatan 2000an.
Oke waktu tahun 2000an memang namanya masih SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Gue gak tau angkatan 90an juga pake istilah ini apa nggak. Yang pasti waktu gue lulus SMA dulu di tahun 2007, istilah ini yang kita kenal.
“Ah SPMB itu apaan lagi?” Kata generasi bangkotan.

Apa? Gak tau juga? Astaga. Oke oke kalau Sipenmaru? Kalau gak tau juga, tua sekali kalian. Nih gue jabarin semuanya. Kita punya SKALU sekitar tahun 76, PTN terdaftar waktu itu ada 5. Lalu setelah itu ada SKASU di tahun 78 sehingga PTN di Indonesia yang terdaftar ada 10. Setelah itu lahirlah Sipenmaru. Dan seterusnya.
Jujur gue agak kesel kenapa selalu diubah-ubah gini.


***
Jadi ada satu teman gue di twitter,
@lovitaaaa , dia pengen gue membahas tentang Ujian Nasional. Oke gue akan coba kasih tips menurut pengalaman gue menghadapi Ujian Nasional.


1. Belajar
Iya belajar, duh nenek-nenek juga tau. Gak usah Ujian Nasional. Ujian biasa juga pasti disuruh belajar. Tapi belajar yang kayak gimana sih? Kalau dulu, gue gak bisa belajar sendiri. Mengingat kapasitas memori otak gue sangat culun, gue lebih suka belajar bareng guru les. Pertama, dia bisa ngajarin kita. Kedua, dia bisa menjadi motivator. Ketiga, dia bisa menyelesaikan semua peer kita dengan benar. Hahaha.
Tapi ada kalanya kita harus belajar sendiri setelah les. Percuma les kalau gak masuk ke otak. Dan percuma bayar guru. Sekarang guru les itu mahal. Adik gue aja lagi gencar-gencarnya jadi guru les, semenjak kuliah di UI. Tapi pasti kasian banget yang jadi muridnya.


2. Jangan lupa makan
Makan itu penting, istilahnya seperti laptop yang dipakai terus menerus tanpa di charge. Laptop tersebut pasti mati. Pesan gue makanlah nak, makanlah. Jangan mati sebelum ujian nasional. Pertama, kasian yang melayat karena jam belajar mereka terganggu. Kedua, ujian nasional bukanlah akhir dari segalanya.


3. Bertobatlah
Yang suka nongkrong di mall setelah pulang sekolah, yang suka main game sampai begadang, yang suka nonton sinetron magrib-magrib, yang kalo buang air gak pernah disiram. Bertobatlah. Segera bertobatlah.
Ganti habit kalian jadi pegang buku, kerjain soal, dan berdoa. Kita memang punya otak, kita punya guru, kita punya orangtua, tapi inget kita juga punya Tuhan. Segala aspek ini bisa membantu kalian. Bahkan sayangilah hewan peliharaan kalian. Beri mereka makanan yang mahal. Siapa tau dengan kalian berbuat baik, nilai UN kalian bagus.


4. Makanlah pisang
Gue udah bilang di beberapa posting sebelumnya, kalau makan pisang adalah cara paling jitu mengendalikan mood. Selain pisang, gue kemarin baca kalau alpukat juga bisa membuat senang. Saran gue, hindari pepaya, nanti kalian mencret-mencret pas ujian. Kalau Bokap gue selalu bilang, “makan protein nak”. Jadi segeralah mencari ke minimarket sekitar dan bilang, “Mbak, saya mau beli protein.” Berdoa aja semoga gak dikasi protein buat rambut.


5. Jangan kurang tidur
Gue ngerti, yang namanya ujian itu pasti belajarnya menggila. Pagi ngantuk, malem belajar. Begitu aja terus. Yaudah, saran gue, lebih baik kalian tidur dimanapun kalian berada. Lagi ngobrol sama satpam, numpang tidur di posnya. Lagi mau naik ojek, tidur dulu dipangkalannya. Lagi beli sayur, tidur di trolley belanjaan. Manfaatkanlah waktu seefektif mungkin.


6. Buatlah Contekan
Gue bukan ngajarin yang gak bener. Tapi ketika kalian buat contekan. Kalian belajar. Iya kan? Merangkum itu hal yang paling baik untuk belajar. Sewaktu ujian, kalian udah otomatis hafal. Kalau gak hafal juga yaudahlah banyak-banyak zikir aja.
Pesan penting: Kalau mau sukses, kuburlah hidup-hidup PS kalian. Jangan lagi buka facebook, twitter, dan sebagainya. Jangan buka 9gag. Jangan baca blog gue.


Udah sana-sana belajar, malah online.


Dasar generasi muda jaman sekarang…


Oh iya yang belum follow twitter gue, silahkan follow di @echyPFH. Gue sering ngepost yang aneh-aneh disitu. Gue juga bisa lebih leluasa bales kritik, saran, atau masukan dari temen-temen semua.


Mungkin nanti gue akan cerita sedikit suka duka gue waktu Ujian di SMA. Stay tune terus. Tapi yang lagi UAN,

AYO BELAJAAAAR!!!!!!!!!!!

by Facebook Comment
Powered by Blogger.