Thursday, January 5, 2012

Lets begin the debate: Indonesian Movies

All right people.. Sepertinya janji gue untuk gak ngeblog dan pelajarin materi buat UAS ternyata gagal sudah hancur minah. Faktanya gue malah dikasih ide segar asik abis sama temen gue Dyo Sandana, oke itu memang nama kerennya, dia memang sok keren.

Semalem dia punya ide “gimana kalo kita ngobrol di blog”, menurut gue “hei seru juga, kenapa dari dulu gak kepikiran, daripada gue meracau sendirian gini di blog.

Sebelum gue mulai, gue akan kasih bocoran sedikit, Dyo ini adalah sutradara gue waktu jaman SMA, kebetulan dulu kita suka bikin film, makanya topik yang dia angkat adalah performa film Indonesia di jagat tanah air kita tercinta ini. Tulisan dia yang akan gue bahas adalah ini: http://junkforajunker.blogspot.com/2012/01/kuntilanak-bonus-pornstar.html

Itu menurut dia… Menurut gue?

Kuntilanak Bonus Pornstar

Film Indonesia memang bangkit. Bener kata Dyo. Gue masih agak-agak bingung juga emang film Petualangan Sherina ya yang muncul pertama waktu film kita bangkit? Bukannya AADC?

Okay well, yang pasti di awal kemunculan film Indonesia, gue bangga gak ada abisnya. Waktu itu gue masih kecil. Masih belom ngerti kenapa film Indonesia bangkit? Emangnya dia pernah mati sebelumnya? Emangnya dia bangkit lagi gitu dari kubur?

Kebangkitan film Indonesia pada waktu itu membuat banyak sutradara gatal. Mereka mau bikin film berkualitas juga. Diawali munculnya nama-nama seperti Riri Riza, Mira Lesmana, lalu terus ada Rizal Mantovani, setelah itu ada Rudi Soedjarwo dan sekarang ada Hanung Bramantyo.

Menulis nama-nama mereka di blog gue aja merinding nih. I’m a big fan of them. Mereka adalah orang-orang hebat di dunia perfilman.

Lalu, seketika kita mengalami “film block” gue gak tau ini istilah yang benar apa nggak, gue ambil istilah ini dari “writer’s block” hahahhaha. Bisa dibilang kita mengalami jeda sesaat, film-film berkualitas berhenti sejenak. Disaat-saat seperti ini, orang-orang yang cuma pengen terkenal. Skill pas-pasan. Tapi modal gede, mulai mencuat ke atas. Mungkin kata mereka “Inilah saatnya aku menunjukkan kepada dunia, hihihihiiii”. Terdengar tawa setan yang samar dari kejauhan.

Yap, film setan. Gue gak ada masalah sama film berbau setan. Film horror adalah jenis film yang diakui dunia. Dyo sempet ulas disitu ada film “Jelangkung”. Man! Film itu sukses membuat gue gak bisa tidur seminggu! Selain emang waktu itu gue mau ujian juga sih jadi gak bisa tidur. Tapi film itu keren banget.

Derajat para hantu naik. “Gue ternyata keren yah” para pocong-pocong berpesta, mereka dianggap, mereka merasa hebat. Nah sekarang? Derajat pocong turun drastis ketika ada film-film gak karuan itu di bioskop, untung di twitter dia eksis. Gue salut sama arief, dia membuat derajat pocong menjadi hebat lagi sekarang. Hidup pocong!

Okay back to the topic, gue agak-agak gak paham kenapa harus diselipin adegan panas di film hantu. “Suster ngesot keramas”, gue berani jamin, dia beli samponya aja susah.

Suatu hari di indomaret, musik di radio berkumandang memecah kesepian.

“Mbak beli sampo dong hihihihihihi” suster ngesot sambil ngesot berbicara kepada penjualnya.

Mbak-mbak indomaret, “Ini mana orangnya sih, cuma suaranya doang. Mbak kita gak ada sistem delivery mbak, jangan beli sampo lewat radio.”

Nah, fenomena kayak gitu aja udah absurd banget. Belom lagi ada film yang semi semi porno itu. Oh Tuhan, mau jadi apa bangsa kita. Bagaimana kalau ada anak kelas 1 SD minta emaknya buat nonton film-film kayak gini. Gimana kalo mereka minta nonton film “arwah putri duyung”? Bagaimana kalo mereka berfikir itu adalah film yang sebelas duabelas sama “little mermaid”?

Gimanaaaaa……

Gue merasa tontonan berkualitas hanya untuk orang kaya. Bioskop-bioskop yang notabennya lebih murah, akan mempertontonkan film-film tidak senonoh. Anak kecil, anak muda, anak-anak penerus bangsa bukan hanya dari golongan keluarga kaya. Berikan mereka tontonan yang sama dong. Berikan mereka film yang berkualitas. Bagi kita-kita yang sudah dewasa, sudah stabil, pasti bisa memilih. Tapi anak anak?

Kemaren gue liat di bioskop, ternyata ada film “Garuda di Dadaku 2”. Gue bergumam “Semoga film anak-anak akan terus baik seperti ini”. Kita tinggal tunggu film dewasa yang berkualitas baik juga. Terus terang gue kangen sama film-film seperti “Mengejar Matahari”, “Catatan Akhir Sekolah”…

Kritik ini membangun, membuat bangsa kita jauh lebih baik. Bisa melihat masa depan yang lebih baik. Hiburan baik juga penting. Sama halnya seperti mendidik guru SD agar anak-anak SD tumbuh jadi baik.

Its 2012, lets create something good to audience. Smile

***

Nah itu menurut gue.. Gimana menurut lo?

by Facebook Comment

6 comments:

Arif Chasan said...

i am waiting for good movies in 2012... :D
umm... btw, filem dewasa yg berkualitas itu yg kayak gimana?.. :'O

keren ih penjelasan kamu.. apalagi soal arief dan pocongnya.. XD

o ya, saya paling suka "Jelangkung", sama "Catatan akhir sekolah", satu lagi filem apa gitu yg pemeran utamanya itu juara silat nasional? actionnya keren sekalii... X'D

echy said...

orang ini cepat sekali comment ya, hahaha thanks anyway..

film dewasa berkualitas? tentunya bukan twilight, pertama dia film remaja, kedua dia bukan film indo.

Sejauh ini gue masih suka arisan, Gie (walaupun tentang mahasiswa dia kategori dewasa karena berat), dan mungkin di taun 1956 an gitu ada tiga dara, itu film-film kategori 17 tahun keatas lah.

Dan film2 itu bener2 super

Nunuu said...

Setuju pake banget sama postingan ini! :D
Tambahan sedikit, kalau menurut saya, film Indonesia sekarang lebih mementingkan royalti daripada kualitas, gak kayak film yang dulu-dulu.
Malah saya pikir, film horror/hantu Indonesia sekarang itu, film 'seks' yang di daur ulang. Jadi sedikit banyaknya, ada adegan vulgarnya. -__-

Unknown said...

masih mnunggu film dari tetralogi laskar pelangi... memang rada aneh sama Indonesia, bgitu galau dalam membuat film... film2 sperti dibuat dengan trget yang tak jelas, yang berakibat tidak lakunya bbrp film Indonesia... namun nmpaknya film2 horor stgh bokep mmberikan hrpan baru utk mndulang penonton lagi, tak perlu perlu kisah yang bgus2 utk mndptkan pnonton, cuma perlu pemain yang "berani".. Semoga muncul lagi film2 dengan penggarapan yang maksimal, jauh dari kesan "cabul", dan "layak" ditonton..

Anonymous said...

This one is super right, kak! Beberapa waktu lalu nonton film Indonesia, di bioskop, genrenya horor thriller gitu judulnya "the Perfect House"
Yg main si Cathy Sharon dan ceritanya lumayan oke, setipe sama Rumah Dara gitu..
Ini salah satu cnth film horor skarang yg ga perlu esek esek untuk menaikkan rating ato apapun itu tujuannya..

Anyway, yg paling bikin sedih sekarang adalah setiap kali aku ngajak temenku nonton film indo di bioskop jawabannya selalu sama, 'sayang duit.. udah gak begitu oke, paling bentaran lagi di puter di tivi,mending nonton film luar"
-_-

echy said...

Gue udah baca comment-commentnya semua... keren semua hehe

Oke semoga perfilman kita bangkit lagi ya, udah gemes banget liat yang gak karuan

Kemaren sempet juga liat film "pocong kesetanan", pocong itu setaaaaaan jendral! gimana caranya dia bisa kesetanan lagi? -__-"

Post a Comment

Powered by Blogger.